SEJARAH
AKU MASUK PMR DAN SUKA DUKA MENGIKUTI ESKUL PMR
Karya
: Isroatul Mi’rojiyah
XI-MIA
2
Aku
sangat menikmati Eskul yang ku pilih itu, karena seru bisa memainkan alat musik
secara bersama-sama. Di kelas Aku, ada juga yang mengikuti Eskul PMR. Keingin rasa
tahu-an Aku tentang PMR, akhirnya Aku sering bertanya-tanya tentang PMR.
“Eskul PMR ngapain aja
sih latihannya?” tanyaku.
“Latihannya
kadang-kadang games, belajar tentang bencana, belajar tentang Pertolongan Pertama,
dan lain-lain” jawab temanku yang bernama Trisni.
“Pertolongan Pertama itu apa?” Aku bertanya.
“Pertolongan Pertama itu seperti kita menolong
orang ketika orang terkena luka, kecelakaan, patah tulang, dan masih banyak
lagi” jawab temanku.
“Wah sepertinya seru ya
Eskul PMR, insya Allah deh Aku kelas 8 ingin ikut Eskul PMR” tegasku.
“Bener yaaa, Aku tunggu
loh di kelas 8” kata Aku.
Ketika
Aku naik ke kelas 8, ternyata Aku sekelas sama teman sewaktu Aku TK, namanya
Nadiya, dan Kami duduk semeja. Seiring berjalannya waktu, Aku dan Nadiya
semakin dekat. Ketika waktu pelajaran kosong Kami sering berbagi cerita, dan
ternyata Nadiya itu Ketua PMR. Aku sering bertanya-tanya tentang PMR ke Nadiya,
“Nad, sebenarnya dari
kelas 7 Aku ingin ikut PMR” kata Aku.
“Ya sudah masuk aja yuk,
PMR seru tau, banyak banget pengalamannya, seru bisa menolong orang lain. Tapi kalau
Isro masuk, Isro harus dilantik dulu, nanti pelantikannya bareng sama anak
kelas 7” kata temanku.
“Harus dilantik dulu ya
Nad:” tanyaku.
“Iya, itu menandakan kalau Isro dilantik, Isro
jadi anggota resmi” kata Nadiya.
“Yaaa, masa
pelantikannya bareng sama anak kelas 7” ujarku.
“Gak apa-apa sro, sama
aja kok” kata Nadiya.
“Males lah kalo digabung
sama anak kelas 7, nanti aja deh masuk PMR-Nya pas SMA aja” kataku.
“Kenapa? Mending
sekarang aja, belum terlambat kok” kata Nadiya.
“Engga Nad, maaf yaaaa,
nanti aja masuknya pas SMA” jawabku.
Walaupun
Aku gak masuk PMR aku sering bertanya-tanya tentang PMR ke Nadiya. Aku juga
pernah ikut-ikutan ngumpul PMR., ketika mereka sedang membahas untuk demo
Eskul, dan ternyata benar, Eskul PMR tuh seru banget, kompak banget
anak-anaknya, pelatihya juga seru. Ketika Aku melihat mereka latihan, semakin
membuat Aku ingin cepat-cepat masuk SMA agar Aku bias masuk Eskul PMR.
***
Seiring
berjalannya waktu, akhirnya Aku masuk SMA juga. Aku memilih Eskul PMR, karena
janjiku ketika Aku masih di MTs, pas Aku SMA nanti nanti Aku akan masuk Eskul
PMR.
Hari
pertama Aku masuk Eskul PMR masih perkenalan, games, dan lain-lain. Pokoknya
seru deh. Kakak kelas dan pelatihnya juga seru.
Waktu
terus bergulir, Aku semakin cinta sama Eskul PMR, Aku sering cari tahu tentang
PMR dan PMI (Palang Merah Indonesia) lebih dalam di Internet. Ternyata PMR itu
bagian dari PMI, dan juga kader Relawan masa depan PMI.
Ketika
Aku kelas 10 semester 2, Aku dilantik sama kakak kelas dan pelatih. Menginap
disekolah 2 hari 1 malam. Ketika pelantikan itu, semakin kerasa banget kekompakan
anak-anak PMR, satu orang makan tidak pakai sendok, semua makan tidak pakai
sendok. Manghabiskan makanan bareng-bareng. Pokoknya The Best deh buat PMR
kekompakannnya. Sebelum pulang anggota PMR yang dilantik disiram pakai air
bunga, sehabis itu dipaikan Syal berwarna kuning yang menandakan Anggota PMR
tingkat Wira atau setingkat SMA.
Setelah
pelantikan disekolah, satu minggu kemudian pentikan di Alun-Alun Kota Tangerang
dekat Markas PMI Kota Tangerng. Setelah pelantikan di PMI, akhirnya Aku resmi menjadi
anggkota PMR dan mendapatkan KTA (Kartu Tanda Anggota) dari PMI Kota Tangerang.
PMR
di sekolah Aku namanya SEVROSS (S7uta Red Cross) atau lebih sering disebut PMR
7.
Ketika awal pelajaran baru, Aku naik kelas 11. Aku,
teman-teman, dan kakak kelas, melakukakan demo Eskul. Kita menyanyi Mars PMI,
memperkenalkan kostum PMR, dan memberikan games kepada peserta MBS.
Alhamdulillah Adik kelas yang masuk PMR berjumlah 8 orang.
***
Pada
bulan Oktober, SMAN 7 Kota Tangerang melakukan LDK Puncak dan 2 orang anggota
PMR dipilih untuk ikut LDK Puncak sebagai Tim Medis. Aku dan Rifa yang ikut LDK
Puncak untuk menjadi Tim Medis. Tetapi setelah beberapa hari mau LDK Puncak,
ternyata Rifanya sakit. Sebenarnya Firda mau ikut tetapi dia khawatir karena
dia ingin ikut seleksi olimpiade, seleksi olimpiade tersebut bertepatan dengan
LDK Puncak. Anak-anak kelas 11 yang lain tidak ada yang mau ikut untuk menjadi
Tim Medis.
“Sro lu aja ya yang
ikut” ujar ketua PMR yang baru.
“Lah masa gua sendiri
yang ikut, nanti bawa tandunya bagaimana” kata Aku.
“Nanti gua bantuin, gua
izin nanti sama panitia” jawabnya.
“Nanti gua cari deh
anak kelas 10 yang mau ikut” jawabku.
Akhirnya H-1 LDK Puncak
semua anggota PMR dikumpulkan untuk mencari 1 orang lagi yang mau ikut LDK
Puncak. Aku mengajak anak kelas 10 yang bernama Titi untuk ikut menjadi Tim
Medis, tetapi Titi bimbang sekali untuk menjadi Tim Medis.
“Ti, bagaimana kamu mau
ikut ga? Kata Aku.
“Ga tau ka, masih
bingung” jawab Titi.
“Ayo dong, mau ikut,
ikut, mau ga ikut, ya udah ga ikut” kata Aku.
“Emang ga bisa besok
ka?” tanya Titi.
“Ga bias de, mau
dibikinin surat dispennnya” ujarku.
Titi pun masih
memikirkan mau ikut atau tidak.
“Sebenarnya gua pengen
ikut sih, tapi seleksi olimnya gimana? Kata firda.
“Yang ikut LDK, nanti
seleksi olimnya bisa susulan ka” kata anak kelas 10 yang bernama Novia.
“Tuh kan Fir, jadi lu
bias apa engga? Kata aku.
“Gimana yaaaa, masih
bingung” ujar Firda.
Ketika Aku sedang
berbincang-bincang soal 1 siapa lagi yang mau ikut menjadi Tim Medis LDK Puncak,
ka Kris pelatih PMR pun datang untuk mengajarkan cara memakai tabung oksigen.
Sambil belajar cara memakai tabung oksigen, kita terus berbicara soal 1 lagi
siapa yang mau ikut LDK Puncak untuk menjadi Tim Medis .
“Ka, aku jadi ikut deh”
ujar Titi.
“Alhamdulillah deh,
dari tadi kek bilangnya” kata Aku.
“Yang jadi Tim Medis,
harus kuat fisiknya, fisiknya 2X lipat dari peserta lainnya” ujar ka Kris.
Mendengar perbincangan itu,
Titi pun merasa pesimis.
“Ka, Aku ga jadi ikut
deh, ka Firda aja yang ikut, kan Aku nanti kelas 11 bisa jadi Tim Medis” kata Titi.
“Bagaimana Fir, bisa kan?
Seleksi olim bisa disusul ini sih” kata Aku.
“Gak tau nih, masih
bingung” ujar Firda.
“Udah Firda ikut aja, Firda
kuat kok” kata ka Kris.
“Tapi belum bilang sama
orang tua” kata Firda.
“Ya udah lu langsung
sms orang tua lu aja” kata Aku.
Setelah selesai cara
memakai tabung oksigen dan merapihkan obat untuk besoknya, Aku dan Firda segera
pulang. Di jalan Aku berbicara dengan Firda.
“Fir, nanti sampai di
rumah langsung bilang ya sama orang tua lu, boleh ikut apa engga” kata Aku
“Iya” ujar Firda.
Aku
langsung ke tempat les, karena hari itu Aku les. Jam setengah 7 Aku pulang les,
sebelum pulang Aku sholat dulu. Aku sampai dirumah jam 7.10 malam. Aku langsung
sms Firda
“Fir, lu boleh ikut kan
sama orang tua lu?” kata Aku
“Alhamdulillah, boleh
kok” kata Firda
“Syukurlah” balesku
Setelah sms-an Aku
segera menyiapkan perlengkapan yang besok ingn dibawa.
Kesesokan
harinya, Aku, Firda, dan teman-teman LDK lainnya pergi jam 8 pagi dari Tangerang,
sampai disana jam 12 siang. Sesampainya disana anak laki-laki langsung sholat jum’at
dan anak perempuan makan siang, setelah anak laki-laki sholat jum’at anak
perempuannya sholat dzuhur dan anak laki-lakinya makan. Setelah itu peserta LDK
Apel pembukaan dan latihan PBB, Aku dan Firda sebagai Tim Medis menjaga di
belakang barisan, menjaga peserta LDK takut ada yang pingsan, sakit, dan sebagainya.
Tugas
Aku dan Firda disana menungu orang yang sakit, mengobati orang yang sakit,
setiap mereka pergi kemana Aku dan Firda selalu mengawasi, dan lain sebagainya.
Aku,
Firda, dan pesera LDK lainnya pulang hari minggu. Sampai di Tangerang jam 5
sore
***
Banyak
sekali pelajaran yang Aku bisa ambil dari Aku ikut Eskul PMR, Dari yang tidak
tahu menjadi tahu. Sebelum Aku ikut PMR, Aku orangnya tidak perhatian sama
orang yang sedang sakit, setelah ikut PMR Aku menjadi perhatian sama orang
lain.
Komentar
Posting Komentar